Dari Aisyah r.a.: Saya mendengarkan sabda Nabi s.a.w. dengan penuh perhatian sebelum beliau wafat, sedang beliau menyandarkan punggungnya kepada saya. Beliau mendoa: "Wahai Tuhan! Ampunilah saya! Kasihanilah saya dan hubungkan saya dengan teman yang maha tinggi".

Mewartakan kepada kami Muhammad bin Yahya, mewartakan kepada kami Muhammad bin As-Shabbah, mewartakan kepada kami Al-Walid bin Abu Tsaur Al-Hamdaniy, dari Simak, dari Abdullah bin Amirah, dari Al-Ahnaf bin Qais, dari Al-Abbas bin Abdul-Mutthalib, dia berkata: Saya berada di sungai dalam keadaan terbalut, sedangkan Rasulullah SAW. ada di antara para sahabat. Ada mega mengarak lalu, maka Nabi melihatnya. Nabi berkata: "Kamu sekalian menamai ini apa?' Mereka menjawab: "Mega". Nabi berkata:' 'Awan yang mengandung air hujan". Mereka menjawab: "Ya, awan yang mengandung air hujan". Nabi berkata: "Mendung-kabut-". Abu Bakar berkata: Mereka menjawab: "Ya, mendung." Nabi berkata: "Apakah kalian dapat melihat, berapa jarak antara kamu dan antara langit?" Mereka menjawab: "Kami tidak mengetahui". Nabi berkata: "Sesungguhnya antara kalian dan antara langit, adakalanya tujuh puluh satu, tujuh puluh dua atau tujuh puluh tiga tahun -cahaya (?), pent.). Langit yang di atasnya juga demikian". Sehingga Nabi menghitung sampai tujuh langit. "Kemudian di atas langit yang ketujuh ada lautan. Antara batas atas dan bawah lautan itu seperti antara langit ke langit yang lainnya. Kemudian di atas lautan yang demikian itu terdapat lapan gunung yang tinggi. Antara telapak-telapak gunung -batas gunung terbawah, pent.-- dan lututnya "kaki gunung-, itu seperti antara langit ke langit yang lainnya. Kemudian di atas punggung gunung-gunung itu adalah Arasy. Antara batas atas Arasy dan bawahnya itu seperti antara langit ke langit yang lain. Kemudian Allah adalah di atas yang demikian itu. Allah Maha Agung dan Luhur."

Mewartakan kepada kami Jubarah bin Al-Mughallis, mewartakan kepada kami Katsir bin Sulaim, dari Anas bin Malik, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Yang baik adalah lebih rapat menuju rumah yang dikunjungi oleh tamu, daripada pisau ke punggung unta". (Yakni menyembelih unta, pnt.). Dalam Az-Zawa-id: Dalam isnadnya ada Jubarah dan Katsir, mereka itu daif.

Mewartakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, mewartakan kepada kami Abu Ashim, mewartakan kepada kami Abdul-Hamid bin Ja'far, mewartakan kepada kami Muhammad bin Amr bin Atha', dia berkata: Saya mendengar Abu Humaid As-Saidiy, dalam kelompok 10 (sepuluh) orang sahabat, di antaranya adalah Abu Qatadah. Kemudian Abu Humaid berkata: "Aku adalah orang yang paling tahu di antara kamu sekalian akan solatnya Rasulullah SAW." Mereka berkata: "Kenapa? Demi Allah, kamu adalah bukan orang di antara kami yang paling banyak mengikuti Rasul dan bukan yang paling terdahulu menjadi sahabat." Dia menjawab: "Ya, memang." Mereka berkata: "Coba tunjukkanlah!" Dia menjawab: "Adalah Rasulullah SAW. bila hendak mendirikan solat, beliau bertakbir (takbirotui ihram). Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya, sehingga mengarahkannya kepada kedua bahunya. Dan setiap anggota badan di tempatnya masing-masing. Lalu beliau membaca -Al-Quran". Kemudian beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya mengarahkan kepada kedua bahunya. Lalu beliau rukuk dan meletakkan kedua tapak tangannya di atas dua lutut sebagai sandaran. Beliau tidak menurunkan kepala dan tidak pula mengangkatnya, dengan secara lurus. Lalu beliau mengucapkan: Sami'allahu Liman Hamidah dan mengangkat kedua tangannya, sehingga mengarahkan kepada kedua bahunya. Sehingga setiap anggota tubuh berada di tempatnya masing-masing. Kemudian beliau turun ke bumi dan merenggangkan dua tangannya dari kedua punggungnya. Lalu beliau mengangkat kepalanya dan melipat kakinya yang kiri dan mendudukinya dan melemaskan jemari kedua kakinya bila sujud. Lalu beliau sujud. Kemudian takbir dan duduk di atas kakinya yang kiri, sehingga masing-masing tulangnya kembali pada tempatnya. Lalu beliau berdiri, melakukan dalam rakaat yang lain seperti tersebut. Kemudian jika berdiri melaksanakan dua rakaat, beliau mengangkat kedua tangannya sehingga mengarahkannya kepada kedua bahunya, seperti halnya beliau lakukan pada waktu mengawali solat, Kemudian beliau melaksanakan seluruh solat dengan Salam, maka beliau mengakhirkan salah satu kakinya dan beliau duduk pada pangkal pantatnya sebelah kiri dengan cara duduk "tawarruk"- duduk di salah satu pangkal paha-."

Mewartakan kepada kami Abu Kuraib dan Muhammad bin Ash-Shabbah, mereka berkata; Mewartakan kepada kami 'A-id bin Habib, dari Shalih bin Hassan Al-Anshariy, dari Muhammad bin Ka'eb AlQurazhiy, dari Ibnu 'Abbas, dia berkata; Rasulullah SAW. bersabda: "Bila engkau berdoa kepada Allah, maka berdoalah dengan cara membuka kedua telapak tanganmu, dan janganlah kamu berdoa dengan punggung telapak tanganmu. Maka bila telah selesai, maka usapkanlah kedua tanganmu ke wajah." Dalam Az-Zawa-id: Isnad hadis ini Dha'if, kerana ulama sepakat akan kedaifannya Shalih bin Hassan.

Mewartakan kepada kami Abu Bakr, mewartakan kepada kami 'Abdullah bin Numair, dari 'Ubaidullah, dari Sa'id bin Abu Sa'id, dari Abu Hurairah, bahawasanya Rasulullah saw. bersabda: "Bila salah seorang dia antara kamu sekalian hendak tidur di tempat tidurnya, maka hendaklah dia melepas sarung dalamnya, kemudian mengibas-ngibaskannya pada tempat tidurnya. Sebab dia tidak mengerti apa yang tertinggal di tempat tidur. Lalu hendaklah dia tidur miring pada punggungnya sebelah kanan, kemudian mengucapkan doa: "Ya Tuhanku, kerana Engkau-lah, aku letakkan bahuku/lambung, kerana Engkau-lah aku mengangkatnya. Maka bila Engkau menahan jiwaku, maka kasihanilah ia. Dan bila Engkau melepaskannya, maka jagalah ia dengan suatu penjagaan yang Engkau buat menjaga kepada hamba-hamba-Mu yang Saleh".

Mewartakan kepada kami Ali bin Muhammad, mewartakan kepada kami Waki' dari Sufyan, dari Al-Aswad bin Qais, dari Nubaih Al-Anaziy, dari Jabir bin Abdullah, dia berkata: "Adalah Nabi SAW. bila berjalan, maka para sahabatnya berjalan di depannya. Dan mereka membiarkan punggung nabi untuk malaikat." Dalam Az-Zawaid: Para perawi isnad hadis ini terpercaya.

Mewartakan kepada kami Bakr bin Khalaf, yaitu Abu Bisyr, mewartakan kepada kami Yahya bin Sa'id, dari Mis'ar mewartakan kepada kami seorang guru dari Fahm (Dia-Mis'ar berkata: Saya kira dia itu bernama Muhammad bin 'Abdullah), bahawasanya dia mendengar 'Abdullah bin Ja'far mewartakan kepada Ibnuz-Zubair. Sementara dia menyembelih binatang sembelihan atau untuk mereka. Bahwasanya dia mendengar Rasulullah saw., bersabda, sementara suatu kaum memberikan daging kepada Rasulullah saw., sambil bersabda: "Sebaik-baik daging adalah daging punggung". As-Sindiy berkata: Dalam Az-Zawa-id tidak disebutkan perihal isnadnya. Hanya saja disebutkan, dia memberi isyarat bahawa isnad hadis ini kuat.

Mewartakan kepada kami Muhammad bin Basysyar dan Abdur-Rahman bin 'Abdul-Wahhab, mereka berkata: Mewartakan kepada kami Abu 'Amir Al-'Aqadiy, mewartakan kepada kami Ibrahim bin AlFudhail, dari Sa'id Al-Maqburiy, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah saw. melarang membunuh burung Shurad , katak, semut dan Hud-hud -burung pelatuk-. Dalan Az-Zawa-id: Dalam isnadnya ada Ibrahim bin Al-Fadhl, Al-Fadhl Al-Mahzumiy, dia itu daif. Shurad, yaitu burung yang kepalanya agak besar, perutnya putih dan punggungnya hijau. Dia memburu burung yang kecil. Lihat gambarnya dalam Al-Muiysd hal. 426 (Pent.).

Mewartakan kepada kami 'Ali bin Muhammad; mewartakan kepada kami Yahya bin Adam; mewartakan kepada kami Ibnu Mubarok, dari 'Umar bin Said bin Abu Husain, dari Ibnu Abu Mulaikah, dia berkata: Aku mendengar Ibnu 'Abbas berkata: Tatkala jenazah 'Umar diletakkan diatas tempat tidur, orang-orang mengerumuninya. Mereka mendoakan dan mensolatinya. Atau berkata: Mereka memuji dan mensolatinya sebelum jenazah itu diangkat. Dan aku termasuk diantara orang-orang itu. Aku tidak perduli -dengan sekelilingku- sampai seorang laki-laki mendesakku dan menarik bahuku. Lantas aku menoleh kebelakang, ternyata dia adalah 'Ali bin Abu Tholib. Dia mengucapkan "Yarhamukallahu" (Semoga Allah memberimu rahmat) kepada jenazah 'Umar, kemudian berkata: Aku belum pernah meninggalkan seseorang yang amalannya lebih aku cintai ketika aku menemui Allah nanti seperti amalanmu. Demi Allah, sejak dahulu aku sudah benar-benar menduga/membayangkan, bahawa kelak Allah 'Azza wa Jalla akan mengumpulkanmu dengan dua orang sahabatmu (Yakni, Nabi Muhammad dan Abu Bakar). Itu kerana aku terlampau sering mendengar Rasulullah Saw. berkata: "Aku pergi dengan Abu Bakar dan 'Umar, dan aku masuk dengan Abu Bakar dan 'Umar, dan aku keluar dengan Abu Bakar dan 'Umar." Aku menduga, bahawa kelak Allah akan mengumpulkan dengan dua orang sahabatmu."